My photo
Tangerang, Banten, Indonesia

Blog Archive


Friday, August 04, 2006

Beriman dengan Pemberian Diri Bagi Sesama

"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"(Yoh. 6:9)


“9:13 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.”

"9:14 Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok."

9:15 Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk.

9:16 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.

9:17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul. (Luk. 9:13-17)


“Pemberian diri” bagi sesama adalah pernyataan iman kita kepada-Nya. Itulah yg dikehendaki-Nya untuk kita lakukan. Yesus mengatakan “kamu harus memberi mereka makan…”. “Kamu bertanggungjawab atas kebutuhan setiap sesamamu. Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu adalah gembala bagi domba-domba-Ku, dan apa yang kamu lakukan bagi sesamamu adalah apa yang kamu lakukan untuk Aku”

Walaupun pada kenyataannya kita lemah dan merasa kurang cukup mampu untuk menjadi “sesuatu” bagi orang-orang di sekitar kita. Seringkali kita menyadari bahwa hanya ada sedikit saja yang ada pada kita untuk diberikan kepada orang lain. Kita hanya memiliki “5 roti dan 2 ikan” di dalam keterbatasan kita, dan itu rasa-rasanya tidak akan mungkin menjadi sesuatu yang berguna bagi orang-orang di sekitar kita. Namun Yesus mengajarkan kalau saja kita menyerahkan keterbatasan kita kepada-Nya, Dia akan memberkati kekurangan kita untuk memberikan kelebihan bagi sesama. Dengan rahmat-Nya, keterbatasan kita diubah-Nya menjadi berkat bagi orang lain. Kuncinya adalah kesediaan diri dalam ketaatan, maka Allah akan bekerja di dalam kita.

Seperti halnya dengan bunda Theresa dari Kalkuta. Dalam keterbatasannya, dia menyerahkan segalanya ke dalam rahmat Allah dalam melayani-Nya. Dan Allah memberikan dia kemampuan untuk berkarya dalam keterbatasannya. Dia menyadari bahwa sebagai pengikut Kristus, dia bertanggungjawab untuk “memberi makan”, melayani sesamanya dengan mengandalkan kekuatan Allah. Dia tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri, melainkan menyerahkan dirinya untuk dijadikan alat di tangan-Nya, untuk diberkati agar menjadi berkat yang berlimpah-limpah bagi orang lain.

"I’m a little pencil in the hand of a writing God who is sending a love better to the world."

Iman adalah kekuatan dalam karyanya.

"I do not pray for success, I ask for faithfulness."

Mampukah kita meneladaninya untuk “memberi makan” kepada saudara-saudara kita seperti yang diminta Allah?

No comments: