My photo
Tangerang, Banten, Indonesia

Blog Archive


Friday, July 07, 2006

Jangan Khawatir!

Kekhawatiran rupanya selalu memiliki tempat dalam hidup manusia. Suatu refleksi ketakutan akan ketidakberdayaan yang didorong kesadaran akan keterbatasan kemanusiaan kita dalam menghadapi suatu hal.

Setiap kita memiliki salib kehidupan yang seringkali mendatangkan kekhawatiran dalam menjalaninya. Hidup kita di dunia adalah rentetan peristiwa yang tidak selalu menyenangkan, banyak persoalan yang menjadi pergumulan hidup yang bila tidak dihadapi dengan benteng iman akan sangat mudah membawa kita kepada kekhawatiran yang justru tidak terfokus pada masalah sesungguhnya, malah mendatangkan stress dan depresi bagi manusia yang seringkali tanpa mendapatkan solusinya.

Menurut pendeta Louis Conselatore dalam majalah Inner Realm, kekhawatiran ibarat memandang kehidupan ini melalui kabut tebal. Kelembaban total dalam kabut tebal setinggi tiga puluh meter yang menyelimuti tujuh kota besar sebenarnya hanya setara dengan satu gelas air. Jika kita melihat masalah dalam terang yang benar, masalah itu dapat diletakkan dalam ukuran dan tempat yang benar. "Dan jika semua kekhawatiran kita dikurangi sampai pada ukuran yang benar, barangkali anda juga dapat memasukkannya ke dalam gelas," tulisnya.

Masih menurutnya, di sini kita bisa melihat kekhawatiran adalah hal yang sia-sia. Hasil penelitian menunjukkan 40 % kekhawatiran kita berhubungan dengan hal-hal yang tidak pernah terjadi, 30 % berhubungan dengan hal-hal yang tidak dapat kita ubah, 12 % berhubungan dengan kesehatan (pada saat kita masih sehat), dan 10 % berhubungan dengan hal-hal yang tidak berarti. Hanya 8 % kekhawatiran yang merupakan masalah sesungguhnya. Jadi 92 % kekhawatiran adalah sia-sia. Kekhawatiran tidak memberi solusi apapun untuk menyelesaikan masalah secara real. Henry Wadsworth Longfellow pernah berkata: "Yang penting bukanlah apa yang terjadi pada diri anda dalam hidup ini, melainkan bagaimana anda mengatasi kejadian itu." Kekhawatiran melemahkan kekuatan dan, sekali lagi, tidak dapat memecahkan masalah.

Lalu bagaimana menyikapi segala sesuatu tanpa kekhawatiran? Percaya kepada Allah! Ya! Percaya kepada penyelenggaraan Ilahi-Nya, seperti yang dikatakan St Agustinus: "Percayakanlah masa lampaumu pada kerahiman Allah; masa kinimu pada kasih-Nya dan masa depanmu pada penyelenggaraan Ilahi-Nya." Kekhawatiran tidak akan dapat "menambah sehasta saja pada jalan hidup" manusia (Mat. 6:27) dan sama sekali tidak dapat memecahkan persoalan kita. Kekhawatiran adalah suatu tanda sikap ketidakpercayaan kita kepada Allah dan dikatakan hanya dimiliki oleh "orang-orang yang tidak mengenal Allah". Yesus sendiri melarang kita untuk menjadi khawatir akan hidup kita.

6:25"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,

6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat. 6:25-34)



Seberat apapun masalah hidup anda, Allah adalah jalan keluar dan jawaban atas semuanya itu.

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu".(Mat. 11:28)

Percaya kepada Allah dalam setiap pergumulan hidup kita akan membawa kita menyadari kasih dan kebaikan Allah yang dapat kita jadikan sandaran hidup kita, seperti Daud dalam mazmurnya:

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

No comments: