My photo
Tangerang, Banten, Indonesia

Blog Archive


Tuesday, May 02, 2006

Kitab Suci

Apa itu kitab suci? Apakah fungsinya? Bagaimana point of view yang tepat dalam memahami fungsi kitab suci? Tulisan saya berikut ini, mungkin bisa sedikit memberikan kontribusi pandangan tentang itu.

Banyak orang mengatakan bahwa kitab suci adalah sepenuh-penuhnya mencakup kebenaran Allah (terlepas dari klaim 100% ‘turun’ dari Allah, atau merupakan sebuah tulisan mengenai rentetan peristiwa, nubuatan, kesaksian banyak orang tentang Allah dengan Allah sendiri yang menginspirasikannya dan menjadikan-Nya Author atas tulisan-tulisan mereka termasuk di dalamnya Firman Allah secara langsung yang disampaikan oleh para nabi). Bagi setiap pemeluk agama yang mengklaim kitab sucinya berasal dari Allah, akan menemukan bahwa Allah menyatakan diri-Nya di dalam kitab suci itu. Tetapi, yang menjadi pertanyaan mendasar adalah, apakah benar sebuah kitab suci dapat menjelaskan seluruh kepenuhan misteri Allah? Atau, apakah benar hanya yang tercantum dalam kitab suci itulah yang diperkenankan Allah bagi manusia untuk mengenal-Nya? Bagaimana memandang sebuah fungsi kitab suci? Apakah hanya ditelan mentah-mentah dan dipraktekkan dengan ‘text minded’ atau mungkin lebih tepat disebut ‘kitab minded’? A fundamentalis do this! Dan tidak dimungkinkan untuk memahami & mengaplikasikannya di luar pemahaman literal di dalamnya. Bagi saya, diperlukan hikmat dalam memahaminya yang akan menjadikan kitab suci sebagai kitab kehidupan, di mana segala tuntunan dan inspirasi hidup yang berkenan di hadapan Allah ada di dalamnya.

Ada seorang kawan beda keyakinan yang mengklaim dirinya mewakili pandangan ‘agama’nya berpendapat bahwa sebuah kitab suci sudah mencakup seluruh pengenalan akan Allah sebenar-benarnya yang diperkenankan-Nya untuk diketahui manusia dan tidak dimungkinkan-Nya ada penjelasan mengenai Dia di luar kitab suci yang dia yakini. Dan menurutnya, manusia cukup tahu sampai situ saja & tidak perlu bersikap kritis mempertanyakan hal-hal yang tidak diinformasikan oleh-Nya. Inti pengenalan akan Allah cukup didapat berdasarkan kitab sucinya itu. Bila ada hal yang tidak sesuai dengan apa yang diinformasikan secara literal, dianggap tidak benar bahkan sesat. Saya rasa ini mindset yang membatasi diri dalam mengenal eksistensi Allah yang sebenarnya. Mindset seperti ini secara tidak sadar memahami Allah bukan lagi sebagai Yang Maha Besar tetapi membatasi-Nya dalam kitab suci. Dalam hal ini, bagi saya apa yang dikenal tipe orang seperti itu adalah ‘Allah kitab suci’ dan bukan Allah sebenar-benarnya. Dan pemikirannya cukup mewakili sikap para fundamentalis di kalangannya.

Dalam pandangan saya, kitab suci hanya memuat sebagian kecil saja pengenalan akan Allah yang sesungguhnya, saya tetap mengatakan bahwa kitab itu tetap adalah sebuah "kitab suci". Artinya, sebuah "kitab suci" tidak berarti seluruh eksistensi dan kebenaran Allah bisa termuat dalam sebuah buku yang namanya "kitab suci". Inti pengenalan akan Allah tidak dapat hanya dibatasi oleh informasi-informasi yang ada di dalam sebuah kitab suci. Karena Allah yang sebenarnya itu tanpa batas, universal dan tidak bisa ditampung oleh apapun, termasuk yang namanya kitab suci, dan tidak juga oleh logika, pikiran & segenap pengetahuan saya tanpa perkenan-Nya.. Allah dalam eksistensi-Nya yang hakiki tidak akan pernah dapat kita tangkap secara jelas oleh seluruh kemampuan & keberadaan kita sebagai ciptaan. Oleh karena itu, kalau sebuah "kitab suci" dianggap dapat melukiskan, menggambarkan & mendefinisikan Allah yang sebenar-benarnya, maka bisa dikatakan bahwa Allah hanya terbatas dalam suatu ruang dan dimensi sebuah kitab suci. Dan, jelas bahwa itu bukanlah Allah yang hakiki, bukan Allah yang sebenar-benarnya. Dan agama yang mengimani kitab suci itu bisa dikatakan sebagai agama buku, yang hanya mendasarkan segala sesuatunya bdk apa yang ada di dalam kitab suci tersebut, dan bukan terfokus pada Allah yang sebenarnya

Saya setuju bahwa isi sebuah kitab suci menghubungkan manusia dengan Allah dalam Firman-Nya. Suatu media komunikasi yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah u/ mengenalkan diri-Nya, menunjukkan kehendak dan cinta-Nya kepada manusia. Tetapi sekali lagi, sebuah "kitab suci" tidak bisa sempurna menggambarkan Allah yang sesungguhnya. Dan yang terpenting, DIA tidak menghendaki manusia men-stagnasi-kan dirinya dalam mengenal-Nya dengan membatasi-Nya dalam sebuah kitab suci. Banyak hal & peristiwa yang sesungguhnya terjadi dan berhubungan dengan eksistensi Allah tidak tercantum dalam sebuah kitab suci, karena kalau semuanya ingin dicantumkan, maka anda bisa bayangkan betapa sangat tebalnya (bahkan mungkin manusia tidak akan mampu menghitung halaman2nya) kitab suci tersebut. Makanya, saya mengatakan bahwa sebuah kitab suci hanya sebuah dasar pengenalan akan Allah (karena tidak mungkin kita bisa menangkap/mengerti Allah hanya berpedoman dlm sebuah kitab suci). Tetapi kita harus terfokus pada Allah itu sendiri. Inti dari pengenalan akan Allah, sekali lagi hanya karena anugerah-Nya, hanya karena DIA sendiri yang berkenan menyatakan-Nya kepada kita. DIA menyatakan diri-Nya kepada siapa DIA berkenan, dengan firman-Nya, dan kitab suci itulah dasarnya.

2 comments: