My photo
Tangerang, Banten, Indonesia

Blog Archive


Thursday, May 11, 2006

Iman

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibr.11:1)

Hakekat iman adalah penyerahan diri dengan totalitas, segenap keberadaan dan hidup kita kepada Allah.

Darimana iman itu?

"Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17)

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9)


Iman timbul dan bertumbuh seiring pengenalan akan Tuhan dan penerapannya dalam hidup kita yg dinamis Dan yg terpenting, pertumbuhan iman bukan semata2 karena usaha kita, tetapi karena perkenan Allah yang meyakinkan kita, menopang, mempertumbuhkan, dan meneguhkan iman itu sendiri (1Kor. 3:6-9)

Iman adalah pondasi di mana di atasnya terletak semua kehidupan rohani yang seharusnya menjadi sumber kehidupan yang paling penting. Iman bukan hanya sesuatu yang saya percaya; iman adalah sesuatu yang saya jalankan. Percaya penuh terhadap Nya, selalu berpegang teguh pada kehendak-Nya dan menjalankannya. Iman memberi kesanggupan menemukan jalan keluar atas segala masalah manusia karena mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Dengan iman saya menyadari bahwa Allah selalu di sisi saya untuk menghadapi segalanya, dan saya tidak perlu takut akan apapun yg ada di dunia ini, karena saya percaya penuh pada-Nya, dan menyerahkan total keberadaan & hidup saya kepada kehendak & cinta-Nya.Dan semuanya ini diawali dengan sikap percaya, lalu proses pengenalan akan Allah yg akan menimbulkan iman dan dari situ membuahkan ketaatan menjalankan kehendak-Nya. Dan seluruh proses ini adalah semata2 karena anugerah-Nya, bila kita mau percaya dan menyerahkan segalanya dengan sadar dan totalitas dari kepenuhan keberadaan kita kepada-Nya.

Iman adalah juga pondasi dari freewill. Bila seseorang tidak memiliki iman, ya larinya kepada penyalahgunaan freewill itu sendiri. Tetapi orang akan cukup bijaksana dalam menggunakan kebebasannya untuk selalu menaati Tuhan bila dia berpegang teguh pada imannya. Dalam kristiani, iman adalah anugerah-Nya, dan bukan hasil usaha manusia, atau kemauan dari pihak manusia saja. Iman timbul dari pengenalan akan Dia (dalam firman-Nya), dan pengenalan ini adalah atas perkenan-Nya menyatakan diri-Nya kepada manusia.

Pertumbuhan iman dapat terjadi bila orang mendasarkan segala sesuatu, semua peristiwa pada firman Allah, bertindak dan mampu mengaplikasikan iman yg berdasar atas pengenalan akan Allah (dalam firman-Nya) dalam kehidupan nyata. Dari setiap pergumulan hidup dan perkembangan jaman yg tidak selalu baik, iman akan diuji dan bisa bertumbuh bila iman itu setia dan tidak goyah, malah makin melekat kepada Allah, sehingga semakin hari semakin dapat merasakan kasih dan kuasa Allah dalam kehidupan nyata.

Iman bertumbuh melalui proses pengujian hanya bila dia berhasil tidak jatuh ke dalam arus perkembangan jaman yg tidak selalu baik. Iman yg selalu mendasarkan segala sesuatu bdk firman-Nya. Orang yg berhasil tidak melakukan/tidak jatuh ke dalam dosa dalam menghadapi pengaruh perkembangan jaman yg negatif memiliki iman yg lebih teguh, memiliki dasar pengenalan akan Allah yg lebih matang dan mampu menyatakan iman itu secara dinamis dalam kehidupan nyata.

Iman menjadi penangkal untuk tidak mengambil bagian dalam kejahatan, dan tidak memandang kejahatan sebagai sesuatu yg mutlak ada sbg pembanding atau cobaan untuk meneguhkan iman. Karena kejahatan adalah musuh dari kebaikan, dan iman merupakan buah pengenalan akan Sang Kebaikan sendiri. Iman yg mampu menyatakan dirinya secara nyata dalam berbagai kondisi adalah iman yg dewasa dan bertumbuh.

Dosa merupakan pelanggaran terhadap iman. Menjadi berdosa dan bertobat bukanlah tindakan yg membuat iman bertumbuh, tetapi tindakan kembali kepada imannya yg semula dan belum bisa dikatakan dapat menjadikan iman bertumbuh.

"Repentance throws men downwards, and faith raises them up again." (John Calvin)


Jenis Iman dalam implementasinya:

Iman yg statis adalah iman yg mandek, tidak bertumbuh karena tidak mengalami pengenalan akan Allah dengan benar, iman yg mati, iman yg konservatif, tidak dewasa, dan tidak dapat melihat kebaikan Allah di dalam setiap peristiwa, terlebih peristiwa buruk, iman yg tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata yg senantiasa dinamis. Iman yg terbatas pada batasan2 manusiawi, dan tidak dapat mentolerir perbedaan di luar batasan itu, bahkan cenderung menjudge yg tidak sepaham secara unfair. Iman yg selalu mendasarkan kepentingan diri sendiri, dan tidak memiliki kacamata yg benar terhadap kehendak Allah dan penyertaan-Nya yg dinamis dalam hidup manusia.

Dalam kristiani, contoh iman statis semacam ini salah satunya adalah sikap awal rasul Tomas yg tidak percaya kebangkitan Yesus, yg menunjukkan bahwa Yesus sungguh2 Tuhan yg berkuasa atas maut. Ketika para rekannya telah berhasil melalui fase pertumbuhan iman karena mengimani Yesus yang bangkit, Tomas masih tertinggal. Dengan ucapannya yang cenderung dramatis (bdk. 11:16), ia berkata bahwa ia tak akan percaya Yesus bangkit sebelum ia memasukkan jari- jarinya di bekas luka-luka tangan dan lambung Yesus. Tetapi, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya dan meminta Tomas untuk meletakkan jarinya di bekas luka penyaliban-Nya, tanpa melakukan itu, Tomas segera membuat pengakuan iman, “Ya Tuhanku dan Allahku”
Iman yg statis menimbulkan Kekecewaan, kesedihan, keraguan bisa membuat orang berhenti bertumbuh, bahkan tidak yakin akan kehadiran Tuhan dalam hidup seseorang akibat peristiwa2 tertentu yg mungkin tidak sesuai harapannya. Mengapa? karena seseorang yg memiliki iman statis, cenderung untuk tidak bisa menanggapi kehendak Tuhan yg dinamis dalam hidup sehari-hari. Iman yg tidak bisa bertumbuh dari pengalaman/kejadian nyata karena tidak memiliki pengenalan yg cukup akan Allah secara basic. Tetapi, Tuhan yang memulai iman akan menuntun kita terus agar mendewasa dalam pengenalan akan Dia (Flp. 1:6; Ibr. 12:2).

Sedangkan iman dinamis adalah iman yg bersumber pada firman-Nya yg senantiasa berkembang melalui berbagai peristiwa dalam hidup dimana Allah selalu terlibat di dalam-Nya. Iman yg mampu melihat eksistensi kebaikan dan cinta Allah dalam setiap kejadian. Iman yg mampu bergumul di tengah2 pergolakan, kebudayaan dan kebutuhan manusia yg sekaligus sinambung dengan tradisi gereja dari abad ke abad, namun kontekstual dan kontemporer.

Iman seperti ini adalah iman yg menyadari kehadiran Tuhan, kehadiran Roh Kudus yg menghidupkan kuasa firman-Nya dalam diri setiap orang yg percaya, agar selalu riil, segar dan dinamis dalam menyikapi dan mempraktekkan inti iman itu dengan nyata di tengah2 masyarakat. Iman yg memampukan setiap individu mewujudkan dirinya dalam keterlibatan yg nyata di tengah2 masyarakat yg plural, menegakkan inti kebenaran di tengah2 perkembangan jaman yg tidak selalu positif. Justru di sini peranan iman yg dinamis untuk menyatakan kebenaran dan kehendak Tuhan dalam kehidupan nyata.

Dan contoh yg nyata yg telah dilihat & diakui dunia dari iman seperti ini (yg juga saya kagumi dan teladani) adalah kehidupan Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, Karol Jozef Wojtyla (alm). Banyak teladan2 manusiawi yg diberikannya kepada dunia dalam pengabdiannya kepada Tuhan. Beliau menyatakan kasih Allah secara nyata kepada dunia melalui tindakan2nya. Menunjukkan bahwa kasih Allah itu berlaku universal tanpa batasan2 apapun yg dibuat manusia.