My photo
Tangerang, Banten, Indonesia

Blog Archive


Saturday, February 11, 2006

Implementasi Iman

Dear friends,

Menyikapi issue agama yg terjadi belakangan ini,yakni mengenai pembuatan dan pemuatan karikatur nabi yg sangat dijunjung tinggi oleh muslim, yakni Muhammad, - yang bagi saya jelas suatu perbuatan yg tidak menghargai Islam, perbuatan yang tidak menghormati lambang/ungkapan suci sebuah agama -, yang sayangnya disikapi oleh tindakan yg berlebihan, dan cenderung anarkis oleh sekelompok orang,*) mungkin pernyataan di bawah ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua sehubungan bagaimana seharusnya kita menyikapi suatu masalah.

Kualitas dan kebenaran iman seseorang akan terlihat dari tindakan konkret yg dia lakukan.

Cara menunjukkan loyalitas terhadap segala hal yg berhubungan dengan 'iman' sama sekali salah & ngawur bila bertentangan dengan inti iman itu sendiri.

Dalam point of view saya, bagi setiap orang yg mengaku memiliki iman akan Allah (terlepas dari agama apapun, karena Allah tidak mengekslusifkan diri-Nya pada suatu agama. Allah yg sejati adalah Allah semua orang, terlepas dari pengakuan subyektif per individu, melampaui segala batasan-batasan manusiawi), peristiwa ini adalah suatu ujian untuk menunjukkan 'kualitas' iman sesungguhnya. Bagaimana 'iman' menghadapi situasi seperti ini. Bagaimana 'iman' menuntun untuk bertindak bijaksana dan tepat sasaran sesuai dengan kehendak-Nya sendiri.

Setiap manusia berpotensi untuk berbuat kesalahan yg merugikan orang atau institusi lain baik materiil maupun inmateriil, tetapi sama sekali kita tidak dibenarkan untuk menjadi hakim atas seseorang yg berbuat salah (baik disengaja, maupun tidak), itu adalah semata-mata hak Allah. Sah-sah saja saya rasa untuk menunjukkan reaksi yg sewajarnya atas aksi yg tidak sepantasnya bagi kita, tetapi hendaknya reaksi kita sejalan dengan kehendak-Nya.

Akan sangat bijaksana, bila semua pihak tidak bertindak sesuai keinginannya masing-masing, pengertiannya sendiri-sendiri, melainkan menghargai satu sama lain, meminta & memberikan maaf satu sama lain, dan terutama memprioritaskan kehendak Allah sendiri di atas segalanya.

Semoga setiap kita, dalam menyikapi segala hal selalu cenderung untuk bertanya pada Tuhan:

"Apa yg harus saya lakukan dalam menghadapi ini? Biarlah kehendak-Mu yg jadi, dan bukan kehendakku."


*)http://www.gatra.com/2006-02-07/artikel.php?id=92084
http://www.media-indonesia.com/

1 comment:

cKAja said...

bagus banget postingannya. Thanks!